Video Ads, Engagement Metrics View dan Tipe Konversi: Definisi, Cara Hitung dari Platform Iklan

Iklan video adalah salah satu strategi pemasaran digital paling efektif untuk menjangkau audiens secara emosional dan visual. Namun, memahami bagaimana setiap platform digital seperti YouTube, Meta, dan TikTok menghitung video views, engagement metrics, dan tipe konversi, sering kali membingungkan bagi banyak pengiklan.
Artikel ini memberikan panduan lengkap mengenai cara kerja metrik video ads—termasuk definisi view, logika penghitungan konversi, serta perbedaan implementasi antara platform populer. Tujuannya adalah membantu praktisi marketing mengukur performa kampanye video secara lebih akurat dan menyusun strategi lintas platform berdasarkan data yang dapat diandalkan.
Apa itu ‘View’ dalam Video Ads dan Bagaimana Standar yang berlaku
Apa definisi View dalam Iklan Video?
View dalam iklan video adalah interaksi minimum yang dianggap cukup untuk menunjukkan bahwa pengguna telah “menonton” iklan tersebut. Namun, definisi view berbeda tergantung pada platform—dan memahami perbedaannya sangat penting untuk membaca performa iklan secara akurat.
Perlu dipahami bahwa “view” bukan sekadar tayangan, melainkan sinyal awal keterlibatan audiens terhadap konten video. Misalnya:
Definisi View per Platform
Platform | Definisi View |
---|---|
YouTube | Saat pengguna menonton setidaknya 30 detik atau mengklik elemen interaktif |
YouTube Shorts | Saat video ditonton ≥10 detik atau seluruh durasi jika di bawah 10 detik |
Meta (Facebook/IG) | Saat video diputar selama ≥3 detik secara otomatis di feed pengguna |
TikTok | Langsung dihitung sejak video mulai diputar, bahkan dalam <1 detik. Dalam beberapa kasus kita bisa artiklan 1 view = 1 impression dalam platform ini |
Perbedaan makna view setiap platorm:
YouTube view = sinyal niat (intent to engage)
TikTok view = sinyal eksposur cepat (impression-based)
Meta view = sinyal perhatian singkat (awareness)
Pengaruh Layar dan Pixel serta dampak dalam perhitungan View
Sebuah tayangan dihitung sebagai view bergantung pada jumlah pixel yang terlihat dan durasinya. Ini dikenal dengan istilah viewability, dan menjadi indikator penting dalam mengukur seberapa efektif elemen iklan tampil di layar pengguna.
Setiap platform memiliki standar berbeda terhadap penayangan video:
Platform | Syarat Tampilan untuk View |
---|---|
YouTube | Minimum 50% area video terlihat selama 2 detik (mengikuti standar MRC) |
Meta | Minimum 50% area video terlihat selama 2 detik (mengikuti standar MRC) |
TikTok | 1 pixel yang muncul di layar sudah dianggap sebagai view, bahkan jika hanya sepersekian detik. Tidak mengikuti standard MRC (per Juni 2025) |
Tampilan yang tidak memenuhi ambang batas tersebut tetap tercatat sebagai impression, namun tidak semua dianggap sebagai view yang berkualitas.
YouTube menggunakan pendekatan konservatif dengan memprioritaskan viewability—50% pixel, ≥2 detik—sehingga metriknya cenderung lebih akurat dalam menunjukkan keterlibatan nyata. Sebaliknya, TikTok menggunakan pendekatan agresif dengan menghitung view sejak 1 pixel video mulai tampil, meskipun hanya muncul sebentar saat pengguna scroll.
Bagi praktisi digital marketing, memahami standar tampilan ini penting agar tidak salah menginterpretasikan performa campaign. Tingginya jumlah view di TikTok bisa terlihat impresif, tapi tidak selalu setara dengan perhatian pengguna, kecuali didukung oleh metrik tambahan seperti 6s View Rate atau Engaged View.
Apa itu MRC ?
MRC adalah singkatan dari Media Rating Council, lembaga yang menetapkan standar minimum untuk visibilitas iklan digital, termasuk video.
Dalam konteks digital marketing, MRC menjadi acuan utama dalam menentukan apakah sebuah penayangan video layak disebut sebagai viewable impression. Standar utama yang digunakan MRC untuk iklan video adalah:
- ≥50% area pixel video harus terlihat di layar
- Selama minimal 2 detik berturut-turut saat video berjalan
Standar ini digunakan oleh platform seperti Google/YouTube dan Meta untuk mengukur apakah iklan benar-benar tampil secara signifikan kepada pengguna. Misalnya, YouTube mencatat Active View hanya jika iklan memenuhi kriteria MRC. Meta juga menerapkan viewed impressions berdasarkan prinsip ini, meskipun pendekatannya lebih fleksibel.
Sementara itu, TikTok tetap mencatat view bahkan jika video hanya muncul satu pixel, namun tetap menyediakan metrik tambahan (seperti 2s dan 6s views) agar pengiklan dapat memahami metrics kualitas tampilan lebih akurat.
Bagi pemasar, MRC berfungsi sebagai indikator netral untuk mengevaluasi keandalan data tayangan lintas platform.
Bagaimana Cara Membayar View pada Platform Iklan
Bagaimana Pengiklan YouTube atau Google Ads membayar untuk video views?
Pengiklan dapat membeli video views di YouTube menggunakan model TrueView, vCPM, atau strategi berbasis konversi seperti Target CPA. Setiap opsi menawarkan pendekatan berbeda tergantung pada tujuan campaign.
Berikut ini adalah pilihan dan opsinya:
Opsi Pembelian | Kriteria View | Cocok untuk Tujuan |
---|---|---|
TrueView (CPV) | Dibayar saat penonton menonton ≥30 detik atau klik | Brand awareness, efisiensi biaya |
YouTube Shorts View | View dihitung setelah ≥10 detik (Shorts Ads) | Reach cepat di format vertikal |
vCPM (viewable CPM) | Bayar per 1.000 tayangan yang viewable (≥50%, 2s+) | Eksposur besar, memenuhi standar MRC |
Target CPA | Optimasi untuk konversi, bukan sekadar view | Aksi spesifik seperti daftar atau beli |
Maximize Conversions | Sistem AI YouTube memilih penayangan terbaik | Kampanye kinerja (performance) |
TrueView In-stream adalah format paling populer, karena hanya dikenakan biaya saat pengguna benar-benar mengklik atau menonton 30 detik. Ini menjadikannya indikator keterlibatan yang lebih bernilai dibanding tayangan biasa.
YouTube juga menawarkan format non-skippable ads dan bumper ads (6 detik), namun keduanya tidak dihitung sebagai view, melainkan sebagai impresi yang dibeli berdasarkan CPM.
Untuk strategi berbasis digital marketing, pengiklan bisa menggabungkan beberapa opsi: menggunakan TrueView untuk brand recall, dan Target CPA saat mendorong konversi. Semua opsi ini dapat disesuaikan berdasarkan target audiens, anggaran, dan tampilan yang diinginkan.
Bagaimana Pengiklan Meta atau Facebook Ads membayar untuk video views?
Meta menghitung view video saat iklan diputar selama minimal 3 detik dalam mode autoplay di feed pengguna. Ini adalah standar utama untuk semua penempatan video di Facebook dan Instagram.
Namun, Meta menyediakan berbagai metrik penayangan video untuk membantu pengiklan memahami metrics secara lebih mendalam:
Jenis View | Definisi | Fungsi Utama |
---|---|---|
3-Second View | Video diputar selama ≥3 detik secara otomatis | Indikator awal keterlibatan |
10-Second View | Video ditonton setidaknya 10 detik | Untuk mengukur perhatian lebih lama |
ThruPlay | Video ditonton ≥15 detik atau hingga selesai (jika <15 detik) | Kualitas view dan pengukuran konversi |
2-Second Continuous | Tayangan video ≥2 detik tanpa interupsi | Mengikuti standar MRC Viewability |
ThruPlay adalah metrik yang paling disarankan Meta bagi pengiklan, karena hanya menghitung view jika video ditonton hampir selesai. Pengiklan juga bisa memilih untuk hanya membayar berdasarkan ThruPlay (bukan CPM), menjadikannya lebih efisien untuk campaign berbasis target.
Sama seperti platform lain, Meta juga menyediakan indikator tambahan seperti view rate, cost per view (CPV), dan audience retention untuk membantu pengiklan menganalisis hasil dengan lebih baik.
Meta secara default menggunakan kombinasi 7 hari klik + 1 hari view dalam atribusi konversi, yang juga bisa disesuaikan berdasarkan strategi iklan.
Bagaimana Pengiklan Tiktok Ads membayar untuk video views?
TikTok menghitung view segera setelah video mulai diputar—bahkan jika hanya 1 pixel tampil dan kurang dari 1 detik. Ini menjadikan TikTok platform dengan definisi video view paling longgar dibanding YouTube atau Meta.
Namun, untuk keperluan digital marketing dan analisis campaign, TikTok menyediakan metrik tambahan yang lebih bernilai:
Jenis View di TikTok | Kriteria | Fungsi |
---|---|---|
Impression-Based View | Video mulai autoplay (≥1 pixel tampil) | Digunakan sebagai view default |
2s View | Video diputar selama ≥2 detik | Indikator perhatian minimum |
6s View (Focused View) | Video diputar ≥6 detik ATAU ada interaksi (klik, like, share) | Sinyal keterlibatan aktif |
100% Completion View | Pengguna menonton sampai akhir | Mengukur retensi penuh |
Engaged View (EVTA) | Ditonton ≥6 detik dan kemudian terjadi konversi tanpa klik | Untuk atribusi konversi non-klik |
Karena format feed TikTok cepat dan fullscreen, view rate bisa sangat tinggi namun misleading. Oleh karena itu, banyak pengiklan di Indonesia lebih memilih menggunakan Focused View (6 detik) sebagai dasar pembelian, agar hanya membayar saat tampilan benar-benar menarik perhatian.
TikTok juga mendorong penggunaan metrik Engaged View Through Attribution (EVTA), yang mencatat konversi setelah pengguna menonton ≥6 detik tanpa klik.
Apa Saja Tipe Konversi Metrics dalam Iklan Video
Tipe konversi dalam iklan video mengukur seberapa jauh penayangan video menghasilkan tindakan nyata (engagement metrics) dari audiens, seperti klik, pembelian, atau pendaftaran. Dalam digital marketing, ada tiga model utama konversi yang digunakan lintas platform: Click-Through Conversion, View-Through Conversion, dan Engaged View Conversion.
1. Click-Through Conversion (CTC)
Tipe Konversi CTC terjadi setelah pengguna mengklik iklan video dan menyelesaikan aksi (misalnya beli atau isi form) dalam jendela atribusi tertentu. Ini adalah model konversi standar yang sering kita jumpai
- Google (YouTube/Demand Gen): Default 30 hari (bisa diatur 1–90 hari).
- Meta (Facebook/Instagram): Default 7 hari klik.
- TikTok: Default 7 hari klik, bisa disesuaikan hingga 28 hari.
2. View-Through Conversion (VTC)
Tipe Konversi VTC terjadi setelah pengguna melihat iklan (tanpa klik), lalu melakukan aksi dalam jangka waktu tertentu.
- Google: Default 1 hari view (jika tidak klik iklan lain).
- Meta: Default 1 hari view (menggunakan last-touch attribution).
- TikTok: Default 1 hari view (bisa diperpanjang hingga 7 hari).
3. Engaged View Conversion (EVC / EVTA)
Tipe Konversi EVC yang terjadi setelah pengguna menonton video dengan durasi signifikan (tanpa klik), lalu melakukan aksi dalam jendela waktu tertentu.
- Google (YouTube): Menonton ≥10 detik lalu konversi dalam 3 hari.
- Meta: Baru mendukung “Engaged View” jika diaktifkan, ≥10 detik tonton lalu konversi dalam 1 hari.
- TikTok: Disebut EVTA, jika pengguna menonton ≥6 detik lalu konversi tanpa klik, dalam 1–7 hari.
Contoh sederhana perbedaan CTC, VTC, dan EVC/EVTA:
Nama: Sarah
Target audiens: Wanita 27 tahun, tinggal di Jakarta.
Perjalanan interaksi Sarah terhadap iklan video:
CTC – Click-Through Conversion
Sarah menonton iklan produk di Instagram selama 5 detik, lalu mengklik tombol “Beli Sekarang”. Ia langsung diarahkan ke website dan melakukan pembelian.
Ini adalah Click-Through Conversion (CTC) karena konversi terjadi setelah klik.
VTC – View-Through Conversion
Keesokan harinya, Sarah melihat iklan produk yang sama di TikTok. Ia tidak klik apa-apa, hanya menonton sekilas sekitar 2 detik. Namun malamnya, ia membuka browser dan mencari nama brand tersebut, lalu membeli produknya.
Ini disebut View-Through Conversion (VTC) karena Sarah melihat iklan tapi tidak klik, lalu melakukan aksi dalam waktu 1 hari.
EVC / EVTA – Engaged View Conversion
Beberapa hari kemudian, Sarah menonton iklan serupa di YouTube selama 25 detik tanpa mengklik. Dua hari kemudian, dia mengunjungi website brand langsung dan membeli.
Ini adalah Engaged View Conversion (EVC) karena Sarah menonton cukup lama (≥10 detik), tidak klik, tapi tetap melakukan konversi dalam waktu dekat.
Ringkasan Tipe Konversi Sarah
Tipe Konversi | Aksi Sarah |
---|---|
CTC | Klik iklan di Meta, lalu beli langsung |
VTC | Lihat iklan TikTok, tidak klik, lalu beli via pencarian dalam 1 hari |
EVC / EVTA | Tonton iklan YouTube ≥10 detik, tidak klik, beli dalam 3 hari |
Insight:
CTC = Sinyal niat kuat.
VTC = Paparan visual berperan, tapi sulit dilacak tanpa atribusi tepat.
EVC = Bukti bahwa durasi tonton panjang punya nilai konversi meski tanpa klik.
Tabel Perbandingan Metrik Implementasi Tipe Konversi
Tipe Konversi | Google / YouTube | Meta (Facebook/Instagram) | TikTok |
---|---|---|---|
Click-Through (CTC) | ✅ (default 30 hari) | ✅ (default 7 hari) | ✅ (default 7 hari) |
View-Through (VTC) | ✅ (default 1 hari) | ✅ (default 1 hari) | ✅ (default 1 hari) |
Engaged View (EVC/EVTA) | ✅ (≥10s, default 3 hari) | ✅ (≥10s, manual aktifkan) | ✅ (≥6s, disebut EVTA) |
Bagaimana memahami Attribusi dan Engagement Metrics dalam Iklan Video ?
Atribusi dalam iklan video adalah proses menentukan interaksi mana yang “berhak” mendapatkan kredit atas terjadinya konversi. Ini penting untuk menganalisis efektivitas setiap channel dalam sebuah campaign digital marketing.
Apa itu Model Atribusi?
Model atribusi menentukan siapa yang mendapat “kredit” atas konversi. Misalnya: apakah konversi dikarenakan klik iklan, penayangan video, atau kombinasi keduanya?
Berikut adalah model atribusi yang umum digunakan:
Model Atribusi | Penjelasan Singkat |
---|---|
Last Click | Konversi diberikan ke klik terakhir sebelum aksi |
Last Touch (View) | Konversi diberikan ke interaksi terakhir (klik atau view) |
Engaged View | Konversi diberikan jika pengguna menonton ≥ durasi tertentu (tanpa klik) |
Data-Driven Attribution (DDA) | Google membagi kredit berdasarkan kontribusi setiap interaksi |
Bagaimana Setiap Platform Mengimplementasikannya?
Platform | Default Atribusi | Bisa Disesuaikan? | Model Unggulan |
---|---|---|---|
30 hari klik, 1 hari view, 3 hari engaged | ✅ Bisa ubah hingga 90 hari klik | Data-Driven Attribution (DDA) | |
Meta | 7 hari klik, 1 hari view (last-touch model) | ✅ Bisa jadi 1 hari klik/view | Last Touch (View or Click) |
TikTok | 7 hari klik, 1 hari view | ✅ Bisa hingga 28d klik/7d view | Click > EVTA > View (berurutan) |
Kenapa Atribusi Itu Penting?
- Tanpa atribusi yang tepat, Anda bisa salah dalam mengukur performa mengalokasikan anggaran iklan.
- Bisa terjadi double counting antar platform, jika pengguna melihat iklan di TikTok lalu beli setelah klik di Google.
- Dengan model atribusi yang kuat, pengiklan bisa mengoptimalkan kampanye berbasis tampilan, interaksi, atau konversi aktual.
Tips Praktis:
Selalu sesuaikan attribution window antar platform agar data tidak bias. Misalnya, set Google menjadi 7 hari klik / 1 hari view agar setara dengan Meta dan TikTok.
Catatan Tambahan Demand Gen dan Platform Comparable Metrics
Demand Gen adalah tipe kampanye YouTube yang dirancang untuk menyamai pengalaman iklan di platform seperti Meta dan TikTok, dengan metrik yang dapat dibandingkan lintas platform.
Berbeda dari kampanye YouTube tradisional (TrueView), Demand Gen menyasar audiens di YouTube Feed, Shorts, Discover, dan Gmail menggunakan format visual ala sosial media. Tujuan utamanya adalah klik, interaksi, dan konversi, bukan hanya tayangan video.
Apa Itu Platform Comparable Metrics?
Platform Comparable Metrics adalah metrik standar yang memungkinkan pengiklan membandingkan performa kampanye lintas platform secara adil. Google memperkenalkan ini untuk menyamakan persepsi terhadap view, klik, dan konversi di YouTube vs Meta vs TikTok.
Contoh metrik yang kini distandarisasi di Demand Gen:
Metrik | Definisi di Demand Gen | Setara dengan |
---|---|---|
3-Second View | Video diputar minimal 3 detik | Facebook 3s view, TikTok impression-based |
10-Second View | Video diputar ≥10 detik atau selesai jika <10 detik | ThruPlay (Meta), Focused View (TikTok) |
Click-Through Conversion | Klik lalu konversi dalam 7–30 hari | Sama di semua platform |
Engaged View Conversion | Nonton ≥10s (tanpa klik), lalu konversi dalam 3 hari | EVTA (TikTok), Engaged View (Meta, opsional) |
Tentang Doxadigital
Setelah memahami bagaimana platform seperti YouTube (Google), Meta (Facebook/Instagram), dan TikTok menghitung views, engagement metrics, dan tipe conversion, pertanyaan selanjutnya adalah: siapa yang bisa membantu Anda mengeksekusi kampanye video lintas platform secara efisien dan terukur?
Di sinilah Doxadigital hadir.
Sebagai agensi digital yang berpengalaman, kami membantu brand dan bisnis seperti Anda dalam merancang, mengelola, dan mengoptimalkan kampanye iklan video Google Ads, iklan video TikTok Ads, dan iklan video Meta Ads dengan pendekatan berbasis data dan performa nyata. Hubungi Doxadigital di 6281288883692 atau email ke [email protected] untuk kampanye anda
Viktor Iwan adalah CEO dan pendiri Doxadigital Creative Digital Agency. Dia juga merupakan pembicara dan pelatih publik dalam berbagai acara pemasaran digital seperti “Social Media Week”, “Tech in Asia”, “WordCamp”, “SEOCon”, “QuBisa Bootcamp”, dan “Google Agency Bootcamp”. Viktor Iwan memiliki sertifikasi Google Ads, Facebook Lead Trainer, Facebook Media Buying and Planning, dan Google Analytics. Dia juga menjadi salah satu dari 5 Product Expert Google Ads asal Indonesia oleh Google Inc. Viktor Iwan juga memiliki website pribadi di viktoriwan.com.